Ana

Kamis, 09 Mei 2013

Dilema Dunia Pendidikan

Sambil menunggu kelas PLO, aku terpikir untuk menuls di blog ini.
Kali ini aku ingin membahas mengenai dunia pendidikan.
Teringat akan beberapa tahun lalu aku menyelesaikan masa SMA ku, dan melanjut ke dunia Perguruan Tinggi. 
Peran pendidik yang kuterima selama masa aku sekolah adalah membingbing, mengajar dan mendidik. Selain mengajarkan materi, pendidik atau yang biasa kami panggil guru juga berperan dalam mendidik.
Mendidik yang saya maksud adalah seperti, mengajarakna kami untuk beretika, berdisiplin diri, dan memiliki sportifitas dalam bersaing.
Tak asing lagi didengar istilah "Mencontek = Mencuri atau Dilarang mencontek"
Didikan seperti ini sudah saya terima sedari saya mulai memasuki dunia sekolah. Namun rasanya terdapat pengecualian ketika melaksanakan Ujian Nasional.
Sepertinya sudah menjadi rahasia umum, apabila ketika Ujian Nasionalk tiba kami seperti diajar untuk saling membantu agar semua siswa lulus.
Saling membantu ketika ujian adalah perilaku mencontek.
Menurut saya, hal ini terjadi, terkait dengan faktor  :
1. Akreditasi Sekolah
Apabila sekolah mengalami kelulusan 100% maka akreditasi sekolah akan meningkat. Apabila akreditasi sekolah baik, maka peminatan calon siswa baru akan meningkat. Apabila peminatnya meningkat maka kemungkinan mendapatakan bibit-bibit unggul juga lebih besar.

Hal ini saling berkaitan dan saya menganggap ini sebagai dilema. Ketika pendidikan dengan tujuan mendidik, namun demi self presentation perannya menjadi berubah.

Minggu, 05 Mei 2013

Laporan Micro-Teaching


Anggota Kelompok 7 :

Tema
Adapun Tema yang kami ambil adalah “Pemanfaatan Kardus Bekas Menjadi Bingkai Foto”.

Simpulan Hasil Observasi
Dari hasil observasi yang telah berlangsung disimpulkan bahwa kami cukup berhasil melaksanakan sesuai dengan landasan teori yang kami gunakan, berdasarkan :
  1. Prinsip Hubungan Sekolah dan Kehidupan, materi yang kami bawakan memiliki kaitan yang cukup erat dnegan kehidupan sehari-hari. Setelah kami memperkenalkan dan menjelaskan peralatan yang digunakan, adik-adik tersebut mengerti bahwa barang bekas seperti kardus bekas juga bisa berguna.  
  2. Pertanyaan esensial. Dari delapan pertanyaan esensial, kami hanya bisa menjawab beberapa saja yakni pertanyaan yang dipandang dari sudut penilaian kebutuhan, strategi dan pemecahan masalah terkait dengan ketika kami melakukan persiapan untuk mneyampaikan materi belajar, memaksimalkan hasil dan mengatasi kesalahan dalam pengajaran.
  3.  Paedagogi Efektif. Kami berusaha menciptakan lingkungan yang memaksimalkan pembelajaran yakni dengan membangun suasana yg nyaman, membangun komunikasi yang baik dengan adik-adik yang akan diajar dan menyediakan peralatan yang akan dipakai.
  4.   Pemikiran Reflektif. Pemikiran reflektif didukung oleh adanya pembelajaran baru dimana kami memberikan pembelajaran baru lewat materi dan peralatan yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya.

Perencanaan
A. Landasan Teori
Adapun landasan teori yang kami gunakan adalah  sebagai berikut:
Prinsip Hubungan Sekolah dan Kehidupan
Terkait dengan konten pembelajaran membuat bingkai foto dengan kehidupan sehari-hari.

·         Paedagogi TIK, dan Fenomena Kontemporer
Dalam mengelola pembelajaran yang dengan baik, seorang guru yang efektif harus memikirkan pertanyaan-pertanyaan strategis berkaitan dengan masalah paedagogis.
Pertanyaan yang berkaitan dengan paedagogis yang dimaksud seperti         :
a.      Penilaian Kebutuhan        
Pertanyaan mengenai penilaian kebutuhan membahas mengenai materi belajar apa yang dibutuhkan. Dalam memenuhi materi yang dibutuhkan, kami menjadikan materi penggunaan barang bekas dimana barang bekas yang kami maksudkan adalah penggunaan kardus bekas sebagai bahan dasar untuk membuat bingkai foto.
b.      Pertumbuhan Profesional
Yang dibahas dalam pertanyaan ini adalah bagaimana cara meningkatkan mutu pengajaran. Dan dalam memenuhi pertanyaan ini, kami melakukan berbagai hal, seperti mengajak berbicara adik-adik yang akan diajar, sehingga pengajaran tidak hanya sekedar menyampaikan materi namun juga melakukan komunikasi dengan baik.
c.       Budaya Kelas
Bagaimana cara menumbuhkan budaya kelas untuk belajar.
d.      Strategi
Bagaimana cara memaksimalkan hasil.
e.       Pengelolaan sumber daya kelas
Bagaimana membuat media pembelajaran dan kegunaannya dalam belajar.
f.       Pemecahan Masalah
Dalam pemecahan masalah kami membahas mengenai apa yang salah dalam pengajaran dan bagaimana cara mengatasinya. Pada pertanyaan ini, kami memikirkan apa yang salah dalam pegajaran disertai cara mengatasinya.
g.      Orkestrasi
Bagaimana mengatur semua aspek yang berbeda dari pedagogi.
h.      Penggunaan TIK
Bagaimana aplikasi TIK dalam pembelajaran yang memenuhi kriteria paedagogi. Dalam melakukan micro teaching kami tidak menggunakan aplikasi TIK dalam pembelajaran.

·         Paedagogi Efektif
Peran kami sebagai guru terkait dengan Pedagogi efektif adalah untuk memaksimalkan kinerja dari adik-adik yang kami ajar. Berdasarkan itu kami bertanggung jawab agar menciptakan suasana yang baik terhadap aktivitas pembelajaran siswa. Dimana, siswa akan belajar dengan baik jika guru :
1.      Menciptakan lingkungan yang menunjang pembelajaran
2.      Mendorong pemikiran reflektif dan tindakan
3.      Meningkatkan relevansi pembelajaran baru
4.      Memfasilitasi pembelajaran bersama
5.      Membuat sambungan ke pembelajaran dan pengalaman sebelumnya
6.      Cukup memberikan kesempatan untuk belajar, dan
7.      Menyelidiki hubungan belajar-mengajar.

·         Pemikiran Reflektif
Pembelajaran paling efektif adalah ketika peserta didik dapat mengakuisisi informasi atau gagasan dan berpikir secara objektif. Peran pengajar adalah mendorong pemikiran mereka dan mendorong kesempatan peserta didik agar secara kristis menilai materi yang digunakan serta tujuan yang diciptakan.
Adapun tujuan pemikiran reflektif adalah :
1.      Pembelajaran baru
Dimana peserta didik diharapkan mendapat pembelajaran yang baru dari materi yang telah diajarkan.
2.      Pembelajaran Bersama
Peserta didik diharapkan dapat terlibat dalam kegiatan pembelajaran bersama.
3.      Koneksi Pengalaman
Agar peserta didik dapat mengintegrasikan pembelajaran baru dengan pengalaman yang sudah mereka pahami.
4.      Kesempatan bersama
Siswa belajar paling efektif ketika mereka memiliki waktu dan kesempatan untuk terlibat dengan, berlatih, dan mentransfer pembelajaranbaru.
5.      Sebagai Penyelidikan
Paedagogi efektif juga bertujuan untuk melihat apakah pembelajaran yang diadakan oleh pengajar berdampak pada peserta didiknya.
·         Kenikmatan Belajar
Pengajar juga berperan untuk menciptakan kenikmatan atau kesenangan belajar kepada peserta didik. Dimana kegiatan pembelajaran membuka kesempatan untuk berinteraksi dengan kelompol, berpikir dan belajar mandiri yang diharapkan dapat menciptakan kenikmatan belajar pada peserta didik.

  B. Tujuan       
      - Menginformasikan kegunaan dan pemanfaatan barang bekas menjadi barang yang berguna
- Mengajarkan cara memanfaatkan barang bekas, yaitu kardus bekas menjadi bingkai foto
- Meningkatkan kreativitas anak


Subjek  : 4 orang anak SD yang bernama Tari, Gabriel, Willy, Stephanus

  C. Manfaat      
       -Para siswa bisa tahu kegunaan dan cara memanfaatkan barang bekas
 -Para siswa dapat membuat bingkai foto dari kardus bekas
-     -Para siswa lebih termotivasi untuk membuat sesuatu yang bisa digunakan dari barang bekas lainnya   

           . D. Lokasi
       Lokasi tempat kami mengajar adalah di rumah Yap Rima.

       E. Waktu 
       Senin, 1 April 2013 / Pukul 13.00 WIB

       F. Perlengkapan
       Kardus bekas, foto yang diganti dengan kertas bergambar, lem, gunting,   double tip, kertas origami, dan stiker sebagai hiasan.

      G. Perincian Biaya           

Pelaksanaan
Kegiatan
Maret
April
Mei
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
Pemilihan Topik dan Kegiatan










Mendiskusikan Topik dengan Dosen Pengampu











Pelaksanaan Kegiatan











Mendiskusikan Hasil Kegiatan











Posting di Blog












Laporan  Kegiatan
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, pertama-tama kami memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada adik-adik yang akan diajar, kemudian memberi mereka kesempatan untuk memperkenalkan diri mereka juga. Setelah itu kami menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menjelaskan mengena mengenai penggunaan barang bekas seperti kardus. Selanjutnya Rima mengenalkan dan menjelaskan peralatan yang akan digunakan dengan barang bekas seperti kardus. Kemudian Rima juga menjelaskan apa yang akan mereka lakukan dengan kardus bekas. Pada saat pengajaran berlangsung, keponakan Rima yang bernama Gogo yang masih berumur 2 tahun. Dan rima juga berperan dalam membantu keponakannya membuat bingkai foto.
Kemudian saya membagi-bagikan peralatan yang akan digunakan dalam membuat bingkai foto kepada adik-adik yang akan diajar. Selain itu saya juga berperan dalam membantu adik-adik yang kesulitan dalam membuat bingkai foto dan membagi-bagikan stiker sebagai hiasan yang akan digunakan dalam bingkai foto.
Priscilla memiliki peran menjelaskan penggunaan kardus bekas, cara mendapatkannya dan memimpin instruksi dalam setiap proses pembuatan bingkai foto tersebut. Selain itu priscilla juga turut membantu adik-adik yang mengalami kesulitan dalam membuat bingkai foto. Dan pada saat melangsungkan proses pembelajaran, adik-adik tersebut cukup antusias terlihat dari intensitas mereka bertanya dan ketika kami bertanya, mereka mau menjawab pertanyaan dari kami.
Dari hasil pembelajaran yang sudah berlangsung, berikut merupakan pendapat saya mengenai adik-adik yangg diajar berdasarkan observasi saya :

·         Tari
Tari memiliki intensitas berbicara yang lebih sedikit dibandingkan dengan  teman-temannya yang lain. Selain itu tari juga memperhatikan dan cukup mendengarkan instruksi dari kami. Tak banyak kesulitan yang dihadapinya dalam membuat bingkai foto ditambah lagi  menurut saya bingkai foto yang dibuatnya juga cukup rapi.

·         Gabriel
Gabriel lebih sering bertanya kepada kami dibandingkan dengan tari. Gabriel sering kali melontarkan kata-kata yang mengatakan bahwa ia tidak bisa mengerjakannya.

·        Willy
Willy, seringkali mengerjakan proses pembuatan bingkai foto sendiri. Ia tidak menunggu instruksi dari Priscilla maupun dari saya dan rima. Sesekali ia juga memainkan suling miliknya. Dan tingkat kesalahan yang dikerjakannya juga jauh lebih sering dibandingkan dengan teman-temannya yang lain.

·         Stephanus
Stephanus terlihat mendengarkan dan memperhatikan instruksi dengan baik. Sesekali ia meminta bantuan kami dalam membuat bingkai foto. Selain itu, ketika proses pembelajaran berlangsung ,ia sering bercanda dengan willy.

Hasil  Kegiatan
Observasi kami lakukan sebanyak 2 kali. Yang pertama kami mengajarkan kepada mereka cara membuat bingkai foto dimana kami lebih banyak berperan dalam mengajarkan setiap langkah pembuatannya. Setelah selesai, kami mengulangi proses pembuatan bingkai fotonya dari awal. Adapun tujuan kami melakukan observasi sebanyak 2 kali adalah agar kami bisa melihat sejauh mana mereka memahami dan mengingat apa yang sudah kami ajarkan mengenai pembuatan bingkai foto tersebut. Hasilnya, adik-adik tersebut sudah lebih lancar dalam melakukan setiap tahap pembuatan bingkai fotonya, dan tentunya peran kami dalam membantu mereka membuat bingkai foto kali ini semakin berkurang.

Evaluasi
Pada awal perencanaan, kami merencanakan melakukan pengajaran kepada anak-anak TK Solafide dengan tujuan mengajarkan cara menanam pohon. Namun dengan berbagai pertimbangan termasuk juga saran dari dosen pengampu, kami mengubah topik dan subjek pengajaran kami.
Selain itu, kami mengajar 4 orang adik SD yang kami belum kenal sebelumnya, sehingga kami harus melakukan pendekatan dengan adik-adik itu dan melakukan percakapan ringan untuk mengakrabkan suasana. Kendala yang terjadi adalah kesulitan dalam penyebutan double tip dikarenakan mereka baru mengenal peralatan tersebut. Untuk mengatasi itu, kami menanyakan berulang kali kepada mereka alat-alat yang digunakan dalam pembuatan bingkai foto.

Dokumentasi
Dokumentasi yang kami lakukan adalah berupa video.

Testimoni                  
   Yap Rima O. Sinaga

Ketika dijelaskan mengenai tugas observasi dan pengajaran, awalnya saya bingung bagaimana akan mengerjakannya. Namun setelah membaca kembali kontrak kuliah dan ditambah dengan penjelasan dari Dosen saya dapat semakin mengerti. Tugas ini pastinya mendorong saya untuk bisa belajar bekerja sama. Saya senang bekerja sama dengan teman sekelompok saya, ada Rosliana dan Priscilla. Dalam pengerjaannya kami dapat lebih mengenal satu dengan yang lain. Saya menikmati melakukan pengajaran terhadap adik-adik yang bersedia mengikuti proses pengajaran.

Melalui tugas kelompok ini, saya semakin memahami bahwa dalam melakukan pengajaran, kita tidak harus melakukannya secara formal dan dengan kegiatan yang rumit, namun kita dapat mengajarkan sesuatu yang sederhana tetapi bermanfaat yang dilakukan secara informal. Saya juga semakin memahami pentingnya seni di dalam mengajar. Seni mengajar ini salah satunya dapat dilakukan dengan praktek langsung.

Saya senang dan merasa bangga dapat menyelesaikan tugas ini. Semoga untuk tugas-tugas berikutnya saya tetap semangat dan dapat bekerja lebih optimal lagi, sehingga hasilnya yang diperoleh juga memuaskan.


·         Rosliana K Manalu
Pada awalnya saya menganggap tugas mengajar anak-anak adalah sesuatu yang mudah. Namun ternyata, tidak semudah yang dibayangkan. Dimana, dalam pelaksanaannya sendiri, saya menjumpai bahwa ternyata tidak mudah untuk menarik perhatian mereka agar mendengarkan penjelasan dari kami. Konsentrasi mereka juga cepat buyar apabila ada yang mengganggu, sehingga kami harus lebih memperhatikan mereka dan mengulang beberapa tahap agar mereka paham. Overall, saya cukup senang dalam mengerjakan tugas ini, karena saya jadi tahu bagaimana rasanya jadi guru, dan saya jadi tahu bagaimana perasaan seorang pengajar apabila peserta didiknya tidak memperhatikan ketika pengajarnya berbicara.

·         Priscilla D R S



S   Saya sempat berpikir tugas ini akan mudah karena karena toh mengajar anak-anak, apalagi anak SD pasti mereka mudah mengerti instruksi yang diberikan. Saat pelaksanaan, ternyata mengajar anak-anak tidak semudah yang dibayangkan, setiap anak punya karakter yang berbeda dan saya cukup kebingungan menentukan cara mengajar agar anak-anak ini mau tertarik dengan materi yang kami ajarkan, terlebih kami mengajarkan tentang barang bekas, untungnya mereka tertarik dan antusias saat proses pelaksanaan, mereka juga bangga dengan hasil karya mereka. Hal ini membuat saya sadar bahwa menentukan gaya mengajar dan cara memilih dan menyampaikan suatu materi itu memang penting dan tidak bisa sembarangan.


   Sekian :)

Rabu, 01 Mei 2013

Perencanaan Observasi dan Pengajaran


Kelompok 7 :
Yap Rima O. Sinaga        (11-042)                         


Pada awalnya kami merencanakan pengajaran/ micro teaching dengan thema Go green yang memiliki konsep mengajar anak TK mengenai menanam pohon dimana anak TK yang kami targetkan adalah TK Solafide. Namun berdasarkan berbagai pertimbangan, kami mengubah thema “Go Green” menjadi “Penggunaan Kardus bekas” dimana kami memiliki tujuan mengajarkan anak-anak untuk membuat bingkai foto dari kardus bekas.

Adapun perencanaan Pada awalnya kami merencanakan pengajaran/ micro teaching dengan thema Go green yang memiliki konsep mengajar anak TK mengenai menanam pohon dimana anak TK yang kami targetkan adalah TK Solafide. Namun berdasarkan berbagai pertimbangan, kami mengubah thema “Go Green” menjadi “Penggunaan Kardus bekas” dimana kami memiliki tujuan mengajarkan anak-anak untuk membuat bingkai foto dari kardus bekas.
 yang kami buat adalah sebagai berikut :
  • Tema                                    : Penggunaan Kardus Bekas
  • Judul                                     : Membuat Bingkai Foto dari Kardus Bekas
  • Target yang akan diajar           : Anak-anak TK Solafide
  • Tanggal dan waktu                 : 1 April 2013 / Pukul 08:00
  • Tempat                                 : TK Solafide, Jalan Bunga Ncole
  • Jumlah anak                          : 5-10 orang anak
  • Waktu                                  : Sekitar 1 jam
  • Alat  yang digunakan              : Kardus bekas, foto yang diganti dengan kertas bergambar, lem,gunting, plastik kaca,  double tip, kertas origami dan stiker sebagai hiasan.
  • Metode                                 : Praktek
Kami memilih tema penggunaan kardus bekas dengan pertimbangan bahwa barang-barang seperti kardus mie instant, kardus air mineral, kardus makanan, dan sebagainya itu mudah ditemukan di sekitar rumah sehingga anak-anak mudah mendapatkan barang-barangnya apabila ingin mempraktekkannya sendiri. Dan dalam proses pengerjaaan bingkai foto ini, kami merencanakan memakai kamera untuk merekam proses pengajaran dan pengerjaan bingkai foto.

Adapun taksasi dana yang kami perkirakan adalah sebagai berikut :
Alat dan bahan
Biaya
Kardus bekas                   
Rp –
Doeble tip                                    
Rp 5.000,00
Gunting                                      
Rp –
Kertas Origami sebagai hiasan      
Rp 6.000,00
Kertas majalah sbg pengganti foto  
Rp –
Plastik kaca                                 
Rp –
Kamera sebagai alat perekam        
Rp –
   Jumlah                                         
Rp 11.000,00