Ana

Kamis, 22 Maret 2012

Intelegensi Menurut James Mckeen Cattell


Yap Rima Oktavya Sinaga (11-042)
Rosliana Karolina Manalu (11-052)
Christyn Elisabeth Siagian (11-094)


Tes Intelegensi
Tes intelegensi itu dirasakan sangat penting didorong oleh kesadaran akan perlunya memperlakukan manusia secara individual sesuai dengan kapasitas dan petensinya masing masing, terurama bila menyangkut bidang pekerjaan dan pendidikan.




James Mckeen Cattel (25 Meio 1860-20 Januari, 1933), Psikolog Amerika, adalah profesor pertama psikologi di Amerka Serikat di University of pennsylvania dan penerbit jurnal ilmiah dan publikasi terutama jurnal science. Dia juga bertugas di dewan pengawas untuk layanan sains. Cattel membantu mendirikan psikologi sebagai ilmu yang sah dan layak  ditempatkan di tingkat tertinggi akademi. Pada saat kematiannya, New York Times memuji dia sebagai “dDekan Ilmu pengetahuan Amerika , namun Cattel mungkin paling diingat untuk oposisi yang tak kenal kompromi untuk keterlibatan Amerika dalam perang dunia I.



Sejarah
Pada abad XIV, di Cina, telah berlangsung usaha untuk mengukur kompetensi para pelamar jabatan pegawai negara. Untuk dapat diterima sebagai pegawai, para pelamar harus mengikuti ujian, ujian tertulis mengenai pengetahuan konvusion klasik dan mengenai kemampuan menulis puisi. Ujian ini berlangsung sehari semalam di tingkat distrik. Kurang dari 7% pelamar yang biasanya lulus tingkat distrik kemudian harus mengikuti ujian berikutnya yang berupa menulis prosa dan sajak. Dalam ujian ke 2 ini kurang dari 10% peserta yang lulus. Akhirnya barulah ujian tingkat akhir diadakan di peking dimana diantara para peserta terakhir ini hanya lulus 3% saja. Lulusan ini kemudian diangkat menjadi mandarin dan bekerja sebagai pegawai negara. Dengan demikian dari ke 3 tahap ujian tersebut hanya 5 diantara 100.000 pelamar yang akhirnya menjadi mandarin.
Rintisan Cattel 

Mungkin suatu kebetulan, bahwa awal perkembangan pengukuran mental berpusat pada kempuan yang bersifat umum yang kita kenal sebagai tes intelegensi. Usaha pengukuran intelegensi berkembang dalam kurun waktu yang kurang lebih serempak di amerika serikat dan perancis.
Di amerika, usaha pertama tersebut dimulai oleh tokoh pencetus istilah “tes mental”, james McKeen cattell (1860-1944), yang menerbitkan bukunya mental tes and measuremens di tahun 1890. buku ini berisi serangkaian tes intelegensi yang terdiri atas 10 jenis ukuran. Ke 10 macam ukuran tersebut adalah :
1. dinamo meter peasure, yaitu ukuran kekuatan tangan menekan pegas yang dianggap sebagai indikator     aspek psikofisiologis.
2. rate of movement, yaitu kecepatan gerak tangan dalam satuan waktu tertentu yang dianggap memiliki komponen mental didalamnya.
3. sensation areas, yaitu pengukuran jarak terkecil diantara 2 tempat yang terpisah dikulit yang masih dapat dirasakan sebagai 2 titik berbeda.
4. peasue caosing pain, yaitu pengukuran yamg dianggap berguna dalam diaknosis terhadap penyakit saraf dan dalam mempelajari status kesadaran abnormal.
5. least noticabele difference in weight, yaitu pengukuran perbedaan berat yang terkecil yang masih dapat dirasakan seseorang.
6. reaction time for sound, yang mengukur waktu antara pemberian stimulus dengan timbulnya reaksi tercepat.
7. time for naming colors, yang dimaksudkan sebagai ukuran terhadap proses yang lebih”mental”daripada waktu-reaksi yang dianggap reflektif.,
8. bisection of a 50-cm line, yang dianggap sebagai suatu ukuran terhadap akurasi “ space judgment’
9. judgment of 10second time, yang dimaksudkan sebagai ukuran akurasi dalam ‘time judgment’( subyek diminta menghitung 10 detik tampa bantuan apapun).
10. number of latters repeated upon once hearing, yang dimaksudkan sebagai ukuran terhadap perhatian dan ingatan( subyek diminta mengulang huruf yang sudah disebutkan 1x)
skala skala binet-simon (alfred binet, 1857-1911)
dilakukan dengan cara mengukur lingkaran tempurung anak-anak (metoda kraniometri) untuk mengukur ketajaman bayangan, ketahanan dan kualitas perhatian, ingatan, kualitas penilaian moral dan estetika, dan kecakapan kesalahan logika serta memahami kalimat-kalimat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar