Korupsi muncul akibat Need of Achievement (Motivasi
berprestasi) dari manusia terlalu berlebihan. Keinginan untuk
melebihi orang lain berdasarkan budaya yang berlaku di lingkungan tersebut. Hal
tersebut yang menjadikan korupsi dapat bermacam-macam bentuknya. Selain uang
dan kekuasaan yang biasa dilakukan di Indonesia, bentuk lain bisa berupa
korupsi dogma, korupsi hukum, korupsi ayat suci, korupsi dalil, korupsi nilai
rapor dan banyak lagi bentuk korupsi yang tidak kita sadari. Dan semuanya
dilakukan atas dasar kebutuhan melebihi manusia lain terlalu berlebihan.
Pribadi sportif yang mau menerima batasan diri untuk kalah dengan orang lain
adalah wujud dari Need of Achievement / Motivasi
Berprestasi yang ideal. Anak-anak
kita sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki pribadi yang ideal.
Harapan kita pada mereka adalah tidak memiliki budaya korupsi yang selama ini
menjadi penyebab terpuruknya negara kita dalam segala bidang. Ada lima hal yang
perlu diperhatikan dalam penanaman jiwa Anti Korupsi dan mencegah perilaku
korupsi pada anak.
1. Teknik Ego Vincerio,
sebuah teknik modifikasi perilaku bagi anak
yang achievementnya terlalu tinggi. Intinya adalah untuk mencapai
keinginannya lebih efektif dan lebih efisien bila bekerjasama dengan orang
lain.
2. Otak Bawah Sadar
(subconcius) pada usia dini sedang membentuk polanya, semuanya
tergantung pada pengaruh lingkungannya. Sebaiknya tidak memberikan tekanan
berupa tuntutan kepada anak terlalu tinggi untuk berprestasi. Tekanan pada
bawah sadar di usia dini efeknya seribu kali lebih besar dalam membentuk
kepribadian achiever daripada tekanan pada saat dewasa. Gantilah
tuntutan anda dengan tawaran.
3. Role Model atau
tokoh panutan anak adalah orang-orang dewasa terdekat dengan sang anak,
terutama orang tua mereka. Sebenci apapun anak pada bapak-ibunya, dalam
sikap-sikapnya pasti ada yang meniru orang tuanya. Bahkan semain benci mereka
pada orang tuanya semakin mirip kepribadiannya dengan tokoh yang mereka benci.
Orang tua terlebih dahulu harus belajar untuk mengerti pengertian korupsi dan
bentuk-bentuk korupsi sehingga mereka dapat menjadi role model yang positif
bagi anak-anaknya.
4. Teman-teman anak
kita memiliki dampak lebih besar daripada kita sendiri sebagai orang tua pada
usia tertentu. Coba kita bilang “Sep, bapak tuh sayang sama kamu” pasti si Asep
bilang dalam hati ‘Pasti bapak mau nyuruh Asep mijitin dia’. Padahal kita
tulus. Tapi coba bayangkan apabila yang bilang teman akrabnya, bahwa Bapak Asep
itu sayang banget loh sama kamu anaknya, pasti si Asep langsung percaya dan
terharu. Anak-anak juga berbuat nekat seperti tawuran, minum dan narkoba hanya
karena takut dianggap pengecut oleh teman-temannya. Maka penyuluhan antikorupsi
lebih efektif dilakukan dalam lingkar remaja dalam kelompok pertemanan yang
sudah terbentuk.
5. Penegakan aturan di
rumah dan sekolah harus pasti, juga bagi pembuat aturan itu sendiri. Pencuri
yang jujur tetap harus diberikan hukuman. Pencuri yang baik hati (robin hood)
tetap harus dihukum. Karena dia mencuri. Sekali kita memaafkan perbuatan yang
salah tanpa sanksi maka akan muncul asumsi bahwa mencuri itu boleh asalkan
tujuannya baik, ketika dewasa dia akan berpikir, korupsi itu boleh asal
tujuannya baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar