Pada pertemuan
tanggal 8 Juni 2012, kami membahas mengenai topik Andragogi, serta kami
mengadakan simulasi untuk membedakan Andragogi dan Paedagogi.
Berikut adalah
percakapan dari simulasi yang kami tampilkan pada pertemuan kemarin.
Contoh kasus Pedagogi
latar: di sekitar rumah
latar: di sekitar rumah
Ketika
dalam perjalanan pulang, ayah di kejutkan dengan kerumunan orang serta polisi.
Salah seorang tetangga mengaku kalau uang yang baru ia terima dari rekan
kerjanya adalah uang palsu, dengan tergesa-gesa ayah pulang menuju rumahnya untuk memberitahukan kepada
aggota keluarganya. Sesampainya di rumah ayah pun memanggil kedua putrinya dan memberitahukan informasi mengenai
maraknya uang palsu yang beredar, namun kedua putrinya tidak memahami perbedaan
uang asli dan uang palsu. Maka dari itu ayah perlahan-lahan memberikan
penjelasan perbedaan antara uang asli dan uang palsu.
Ayah ( Rafless) : “Nak, dimana kalian?”
Anak (Rosliana dan
Friska): “ Iya yah, kami disini.”
Ayah : “ Ayah baru saja melihat ada kerumunan
serta beberapa polisi yang menangani kasus uang palsu. Jadi ayah ingin
memberitahu kalian bagaimana cara membedakan uang asli dan uang palsu.”
Kedua Putri :
“Bagaimana yah?”
Ayah : “Pertama kalian harus melihat
uangnya (sambil memperhatikan selembar uang), lalu uang itu kalian raba, apakah
permukaannya kasar dan uag itu diraba untuk mengetahui adanya benang pada
uangnya dan juga kalian harus menerawang uang tersebut, apakah ada bayangan
yang muncul.
Kedua Putri : “Oh begitu yah.”
Dari contoh
kasus diatas merupakan contoh dari pedagogi, dapat di gambarkan bagaimana
seorang ayah memiliki seni mengajar yaitu dengan cara mempraktekan langsung
bagaimana membedakan uang asli dengan uang palsu. Dalam pedagogi penerima
informasi bersifat pasif sementara si penyampai informasi bersifat aktif serta
semua sumber informasi berasal dari sipenyampai informasi, hal ini dapat kita
lihat dari ketika ayah memberikan penjelasan kedua putrinya hanya duduk
mendengarkan informasi yang diberikan oleh ayah (penyampai informasi).
Contoh dari
Andragogi
Pada contoh kasus
andragogi kami memperagakan bagaimana seorang seorang chief mengajari ibu-ibu
memasak dalam perkumpulan memasak ibu-ibu.
Chief (Rafless) : “ Ibu-ibu, hari ini kita akan
mencoba menu baru, yaitu Semur Ayam. Sebelumnya saya ingin bertanya, apakah
ibu-ibu sudah tahu cara memilih daging ayam yang baik? ”
Ibu 1( Friska) :
“Kita harus memilih daging yang tidak berair”
Ibu 2 ( Rosliana) : “Kita harus memilih daging yang segar
yang masih merah.”
Chief :
“Ya, benar sekali,apa yang dikatakan ibu-ibu semua memang benar Ibu-ibu, dalam
memasak Semur Ayam ini,rahasianya terdapat pada kecapnya, disanalah tercipta
cita rasa dari semur ayam tersebut.”
Ibu 1 : “Bagaimana kalau
kita mengganti kecapnya dengan mayones?”
Ibu 2 : “ Yah jeng, apa
rasanya kalau ayamnya dimasak dengan
mayones?, nanti namanya bukan semur lagi dong.”
Chief : “ Iya bu friska,
bisa-bisa semur yang kita buat warnanya menjadi putih bukannya coklat
kehitam-hitaman lagi.”
Dari percakapan
kasus diatas dapat dilihat bahwa disini Chief menjadi pengajar bagi ibu-ibu
dalam hal memasak, namun sang Chief tidak menajdi center. Ibu-ibu tetap bisa
memberikan pendapat sesuai dengan pengalaman mereka. Dalam Andragogi, si penerima
Informasi tidak bersifat pasif namun sudah menjadi penerima yang aktif.
Dari kedua contoh
kasus diatas, dapat dilihat beberapa perbedaan antara Pedagogi dan Andragogi.
1.
Pedagogi merupakan cara mendidik untuk anak-anak.
Sedangkan Andagogi merupakan cara mendidik untuk orang Dewasa.
2.
Pedagogi berpusat pada Pengajar/Pemberi Informasi
sedangkan Andragogi tidak hanya berpusat kepada sang Pengajar/Pemberi
Informasi.
3.
Pedagogi dan Andragogi memiliki perbedaan dalam tugas
perkembangan dari si objek, yang mana, tugas perkembangan anak-anak adalah
berbeda,sehingga proses mendidik yang digunakan juga berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar