Ana

Kamis, 14 Juni 2012

Simulasi dari Pedagogi dan Andragogi




Pada pertemuan tanggal 8 Juni 2012, kami membahas mengenai topik Andragogi, serta kami mengadakan simulasi untuk membedakan Andragogi dan Paedagogi.

Berikut adalah percakapan dari simulasi yang kami tampilkan pada pertemuan kemarin.
Contoh  kasus Pedagogi
latar: di sekitar rumah
Ketika dalam perjalanan pulang, ayah di kejutkan dengan kerumunan orang serta polisi. Salah seorang tetangga mengaku kalau uang yang baru ia terima dari rekan kerjanya adalah uang palsu, dengan tergesa-gesa ayah pulang  menuju rumahnya untuk memberitahukan kepada aggota keluarganya. Sesampainya di rumah ayah pun memanggil kedua putrinya dan memberitahukan informasi mengenai maraknya uang palsu yang beredar, namun kedua putrinya tidak memahami perbedaan uang asli dan uang palsu. Maka dari itu ayah perlahan-lahan memberikan penjelasan perbedaan antara uang asli dan uang palsu.
Ayah ( Rafless)                  : “Nak, dimana kalian?”
Anak (Rosliana dan Friska): “ Iya yah, kami disini.”
Ayah                                 : “ Ayah baru saja melihat ada kerumunan serta beberapa polisi yang menangani kasus uang palsu. Jadi ayah ingin memberitahu kalian bagaimana cara membedakan uang asli dan uang  palsu.”
Kedua Putri                      : “Bagaimana yah?”
Ayah                                : “Pertama kalian harus melihat uangnya (sambil memperhatikan selembar uang), lalu uang itu kalian raba, apakah permukaannya kasar dan uag itu diraba untuk mengetahui adanya benang pada uangnya dan juga kalian harus menerawang uang tersebut, apakah ada bayangan yang muncul.
Kedua Putri                      : “Oh begitu yah.”
Dari contoh kasus diatas merupakan contoh dari pedagogi, dapat di gambarkan bagaimana seorang ayah memiliki seni mengajar yaitu dengan cara mempraktekan langsung bagaimana membedakan uang asli dengan uang palsu. Dalam pedagogi penerima informasi bersifat pasif sementara si penyampai informasi bersifat aktif serta semua sumber informasi berasal dari sipenyampai informasi, hal ini dapat kita lihat dari ketika ayah memberikan penjelasan kedua putrinya hanya duduk mendengarkan informasi yang diberikan oleh ayah (penyampai informasi).

Contoh dari Andragogi
Pada contoh kasus andragogi kami memperagakan bagaimana seorang seorang chief mengajari ibu-ibu memasak dalam perkumpulan memasak ibu-ibu.
Chief (Rafless)            : “ Ibu-ibu, hari ini kita akan mencoba menu baru, yaitu Semur Ayam. Sebelumnya saya ingin bertanya, apakah ibu-ibu sudah tahu cara memilih daging ayam yang baik? ”
Ibu 1( Friska)              : “Kita harus memilih daging yang tidak berair”
Ibu 2 ( Rosliana)         : “Kita harus memilih daging yang segar yang masih merah.”
Chief                           : “Ya, benar sekali,apa yang dikatakan ibu-ibu semua memang benar Ibu-ibu, dalam memasak Semur Ayam ini,rahasianya terdapat pada kecapnya, disanalah tercipta cita rasa dari semur ayam tersebut.”
Ibu 1                            : “Bagaimana kalau kita mengganti kecapnya dengan mayones?”
Ibu 2                            : “ Yah jeng, apa rasanya kalau ayamnya dimasak dengan  mayones?, nanti namanya bukan semur lagi dong.”
Chief                           : “ Iya bu friska, bisa-bisa semur yang kita buat warnanya menjadi putih bukannya coklat kehitam-hitaman lagi.”
Dari percakapan kasus diatas dapat dilihat bahwa disini Chief menjadi pengajar bagi ibu-ibu dalam hal memasak, namun sang Chief tidak menajdi center. Ibu-ibu tetap bisa memberikan pendapat sesuai dengan pengalaman mereka. Dalam Andragogi, si penerima Informasi tidak bersifat pasif namun sudah menjadi penerima yang aktif.
Dari kedua contoh kasus diatas, dapat dilihat beberapa perbedaan antara Pedagogi dan Andragogi.
1.      Pedagogi merupakan cara mendidik untuk anak-anak. Sedangkan Andagogi merupakan cara mendidik untuk orang Dewasa.
2.      Pedagogi berpusat pada Pengajar/Pemberi Informasi sedangkan Andragogi tidak hanya berpusat kepada sang Pengajar/Pemberi Informasi.
3.      Pedagogi dan Andragogi memiliki perbedaan dalam tugas perkembangan dari si objek, yang mana, tugas perkembangan anak-anak adalah berbeda,sehingga proses mendidik yang digunakan juga berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar