Topik : Dinamika Kreativitas dalam Ruang Lingkup Pendidikan
Judul : Pandangan Mahasiswa
Psikologi USU terhadap Kreativitas Pengajar Fakultas Psikologi USU dalam Ruang Lingkup Pendidikan
Pendahuluan
Kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk menemukan hubungan-hubungan baru
dan membuat kombinasi-kombinasi baru yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir
sehingga dapat menciptakan sesuatu yang
baru. Kreativitas merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
menciptakan suasana belajar yang efektif.
Kurikulum di
Perguruan Tinggi saat ini menuntut keaktifan dari mahasiswa dalam proses pembelajaran, namun hal ini tidak diimbangi oleh peran
dosen dalam menciptakan keaktifan itu.
Pada tingkat
Perguruan Tinggi, proses KBM ini sangat variatif dilakukan oleh para pendidik
demi menciptakan kenyamanan pada saat KBM berlangsung baik di kelas maupun di
luar kelas. Pendidik dalam hal ini adalah dosen yang mempunyai tanggung jawab
secara moral terhadap kemajuan intelektual mahasiswanya. Untuk itu, setiap
dosen mempunyai ciri khas tersendiri dalam mengajar. Berbicara masalah ciri
khas maka disinilah ada kreatifitas.
Tujuan
Penelitian
Dalam proyek mini
ini kami ingin mengetahui pandangan mahasiswa terhadap kreativitas pengajaran
dosen di fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Landasan Teori
Kreativitas adalah kemampuan
berpikir tentang sesuatu dengan cara baru dan tak biasa dan menghasilkan solusi
yang unik atas suatu problem. J.P.Guilford (1967) membedakan antara pemikiran
konvergen, yang menghasilkan suatu jawaban benar dan merupakan karakteristik
dari jenis pemikiran yang dibutuhkan pada tes kecerdasan konvensional, dan
pemikiran divergen yang menghasilkan banyak jawaban untuk satu pertanyaan dan
merupakan karakteristik dari kreativitas (Michael, 1999).
Pengertian kreativitas menurut beberapa ahli :
· Utami
Munandar menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
menciptakan produk-priduk baru, meskipun tidak semua komponennya baru.
· Edward de
Bono menyatakan bahwa kreativitas berasal dari bahasa inggris yaitu “create”
yang artinya mengadakan sesuatu yang sebelumnya belum ada. Dan sesuatu tersebut
harus memiliki nilai-nilai tersendiri, maka kreativitas dapat diartikan sebagai
menciptakan sesuatu yang benarbenar baru yang mengandung nilai-nilai.
Apabila beberapa pendapat ahli
tersebut disimpulkan maka akan diperoleh pokok-pokok mengenai pengertian
kreativitas tersebut, yaitu:
• Kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk menciptakan produk-produk baru.
• Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk berpikir divergen, meskipun tetap ada kaitannya dengan kemampuan berpikir konvergen.
• Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk berpikir divergen, meskipun tetap ada kaitannya dengan kemampuan berpikir konvergen.
Tujuh jenis
kreativitas
1. Verbal / Linguistis: kemampuan
memanipulasi kata secara lisan atau tertulis.
2. Matematis / Logis: kemampuan
memanipulasi sistem nomor dan konsep logis.
3. Spasial: kemampuan melihat dan
memanipulasi pola dan desain.
4. Musikal: kemampuan mengerti dan
memanipulasi konsep musik, seperti nada, irama, dan keselarasan.
5. Kinestis-tubuh: kemampuan memanfaatkan
tubuh dan gerakan, seperti dalam olaharaga atau tari.
6. Intrapersonal: kemampuan memahami
perasaan diri sendiri, gemar merenung serta berfilsafat.
7. Interpersonal: kemampuan memahami
orang lain, pikiran, serta perasaan.
Kita biasanya dominan dalam satu
atau dua jenis kecerdasan. Namun kita memiliki kombinasi unik yang bisa
dipelajari.
Ciri-ciri
orang menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Menurut
Rogers (dalam Utamu Munandar, 2004) ada tiga kondisi pribadi kreatif;
• Keterbukaan terhadap pengalaman
• Keterbukaan terhadap pengalaman
• Kemampuan untuk menilai situasi dengan patokan
pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
• Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan
konsep-konsep.
Para ahli seperti Torrance dan Dembo (979), Utami Munandar (2004), Conny Semiawan (1984), Cohen (1976), Siegelman (1973) mengemukakan beberapa ciri-ciri orang kreatif, diantaranya;
Para ahli seperti Torrance dan Dembo (979), Utami Munandar (2004), Conny Semiawan (1984), Cohen (1976), Siegelman (1973) mengemukakan beberapa ciri-ciri orang kreatif, diantaranya;
• Suka humor, tidak kaku dan tidak
tegang dalam bekerja.
• Suka pada pekerjaan yang menantang
• Cukup kuat memusatkan perhatian
• Suka mengemukakan ide-ide baru dan bersifat imajinatif
• Lebih sensitif terhadap keadaan orang lain
• Tidak banyak terikat pada kelompoknya
• Mampu memunculkan ide-ide yang aneh
• Terbuka terhadap ide/penemuan baru
•Fleksibel/tidak kaku
• Memiliki konsep diri positif
Menurut David
Campbel (dalam Mangunhardjono, 1986) guru/dosen harusnya memiliki kebiasaan
berikut untuk mengembangkan kreativitas anak, yaitu:
• Bersifat mengasuh/membimbing
• Bersifat mengasuh/membimbing
• Suka
bersifat informal
• Memiliki
persiapan mengajar yang matang
• Tidak
terikat pada buku pelajaran saja
• Terbuka
terhadap pendapat yang berlawanan
• Suka
memberikan penguatan (reinforcement) bila ada siswa yang kreatif
Pengajaran dan Kreativitas
Salah satu
tujuan penting pengajaran adalah membantu murid menjadi lebih kreatif. Strategi
yang bisa mengilhami kreativitas murid antara lain :
· Mengembangkan Brainstorming
Brainstorming adalah teknik dimana orang-orang dalam sebuah
kelompok didorong untuk menghasilkan ide kreatif, saling bertukar gagasan, dan
mengatakan apa saja yang ada di pikiran mereka yang tampaknya relevan dengan
isu tertentu (Rickards, 1999; Sternberg & Lubart, 1995). Partisipan
biasanya diminta menahan diri dengan tidak mengkrtitik gagasan orang lain
sampai akhir sesi brainstorming.Orang-orang kreatif tidak takut gagal atau
keliru, mereka siap menang dan kalah.
· Menyediakan Lingkungan yang memicu
Kreativitas.
Ada situasi kelas yang dapat membantu dan menghambat
kreativitas. Guru yang mendorong kreativitas sering kali mengandalkan pada rasa
ingin tahu anak. Guru yang mendorong kreativitas dapat mengajak murid
berjalan-jalan ke lokasi dimana kreativitas dihargai. Howard Gardner (1993)
percaya bahwa sains, penemuan, dan museum
anak menawarkan banyak kesempatan untuk memicu kreativitas.
· Jangan Terlalu Mengatur Murid
Teresa Amabile (1993) mengatakan bahwa menyuruh murid untuk
melakukan sesuatu secara persis akan membuat mereka merasa bahwa orisinilitas
adalah sebuah kesalahan dan eksplorasi adalah kesia-siaan. Apabila murid dalam
melakukan tugas terus-menerus diawasi dan menuntut murid mendapat nilai bagus
dan sempurna maka akan memudarkan semanagat kreativitas mereka.
· Mendorong Motivasi Internal
Motivasi murid kreatif adalah kepuasan karena berhasil
menciptakan suatu karya. Kompetensi untuk mendapatkan hadiah dan evaluasi
formal sering kali melemahkan motivasi dan kreativitas (Amabile &
Hennessey) namun bukan berarti tidak memberikan hadiah sama sekali.
· Mendorong Pemikiran yang Fleksibel
dan Main-main.
Pemikir kreatif bersikap fleksibel dan bermain-main dengan
problem yang menimbulkan paradoks. Kreativitas membutuhkan usaha, dan usaha itu
akan lancar jika dilakukan dengan santai seperti adanya humor yang dapat
melancarkan roda kreativitas ( Goleman, Kaufman, & Ray, 1993). Bermain-main
membantu murid menghilangkan tekanan yang dapat menghambat gagasannya.
· Memperkenalkan Murid Dengan
orang-orang Kreatif.
Dekat
dengan orang-orang yang kreatif dapat membangkitkan kreativitas seseorang juga
yang bisa kita dapatkan dari pengalaman dan keahlian kreatif mereka.
Alat dan Bahan
1. Alat Tulis
2. Laptop
3. Modem
4. Kamera
5. Kuesioner
6. Printer
Analisis Data
Kelompok menggunakan kuesioner sebagai
sumber data dari partisipan.Kuesioner ada yang melalui survey online yang
disediakan bagi teman-teman seangkatan, dan kuesioner dalam bentuk print out
disediakan bagi kakak senior. Adapun kuesioner tersebut terdiri dari 20
pertanyaan disamping pertanyaan mengenai identitas. Setiap pertanyaan berisi
pernyataan dengan 3 pilihan jawaban antara tidak pernah (TP), kadang-kadang
(KD), dan sering (SR). Teknik analisis yang kami gunakan adalah melihat hasil
survey dari semua data yang disimpulkan dalam bentuk persentasi.
Objek Penelitian
45 orang Mahasiswa Psikologi yang dipilih secara random dan berasal dari
angkatan yang berbeda. Random yang dimaksud adalah kami menanyakan kesediaan
partisipan yang kami temui untuk mengisi kuesioner.
KEGIATAN
|
APRIL
Minggu
|
MEI
Minggu
|
JUNI
Minggu
|
|||||||
III
|
IV
|
V
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
I
|
II
|
|
Penentuan Topik dan Judul
|
||||||||||
Penentuan Metode
& Pelaksanaan
|
||||||||||
Pendahuluan
|
||||||||||
Landasan Teori
|
||||||||||
Pembuatan Kuesioner
|
||||||||||
Pembagian Kuesioner
|
||||||||||
Analisa Data
|
||||||||||
Membuat Poster
|
||||||||||
Posting di Blog
|
Anggaran Biaya
1. Alat Tulis
: Rp. 10.000,-
2. Biaya Print dan Fotocopy : RP. 10.000,-
Jumlah : Rp. 20.000,-
Kontribusi anggota kelompok : Rp. 10.000,-
Kuesioner
No.
|
PERNYATAAN
|
TP
|
KD
|
SR
|
1.
|
Dosen
selalu mencari ide baru dan unik
|
|||
2.
|
Dosen
memandang sesuatu dari satu sudut pandang saja.
|
|||
3.
|
Dosen
membiarkan kami untuk bertukar gagasan (melakukan brainstorming).
|
|||
4.
|
Dosen
menyediakan lingkungan yang memicu kreativitas kami.
|
|||
5.
|
Dosen
terlalu mengatur mahasiswa.
|
|||
6.
|
Dosen
terus-menerus mengawasi kami ketika melakukan tugas.
|
|||
7.
|
Dosen
menuntut kami untuk mendapat nilai bagus dan melakukan sesuatu secara
sempurna.
|
|||
8.
|
Saya
termotivasi secara internal karena pengajaran dosen.
|
|||
9.
|
Dosen
memberikan beberapa alternatif solusi dalam memecahkan masalah.
|
|||
10.
|
Dosen
kami bersikap fleksibel dalam menghadapi hal baru.
|
|||
11.
|
Tidak
ada humor dan lelucon pada proses pembelajaran.
|
|||
12.
|
Dosen
memperkenalkan kami dengan orang-orang yang kreatif.
|
|||
13.
|
Materi
yang disampaikan dosen mudah dicermati mahasiswa.
|
|||
14.
|
Metode
pengajaran yang dilakukan monoton.
|
|||
15.
|
Dosen up
date dengan teknologi.
|
|||
16.
|
Dosen
menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran bukan hanya melibatkan buku
pelajaran.
|
|||
17.
|
Dosen
memiliki persiapan yang matang sebelum mengajar.
|
|||
18.
|
Dosen
memberi saya inspirasi baru.
|
|||
19.
|
Dosen
bersikap cuek dengan lingkungan/situasi kelas.
|
|||
20.
|
Dosen
tidak memberi penguatan (reinforcement) pada siswa yang kreatif.
|
Setelah dilakukan penelitian terhadap 45 orang partisipan, maka kami
mendapatkan hasil dalam bentuk persentasi sebagai berikut
1. Dosen selalu mencari ide baru dan unik
|
2. Dosen memandang sesuatu dari satu sudut pandang
saja
|
3. Dosen
membiarkan kami untuk bertukar pikiran
|
4. Dosen
menyediakan lingkungan yang memicu kreativitas kami.
|
5. Dosen
terlalu mengatur mahasiswa.
|
6. Dosen
terus-menerus mengawasi kami ketika melakukan tugas.
|
7. Dosen
menuntut kami untuk mendapat nilai bagus dan melakukan sesuatu secara sempurna.
|
8. Saya termotivasi
secara internal karena pengajaran dosen.
|
9. Dosen
memberikan beberapa alternatif solusi dalam memecahkan masalah.
|
10. Dosen bersikap
fleksibel dalam menghadapi hal baru.
|
11. Tidak ada
humor dan lelucon pada proses pembelajaran.
|
12. Dosen memperkenalkan
kami dengan orang-orang yang kreatif.
|
13. Kami sulit
memusatkan perhatian pada proses pengajaran dosen.
|
14. Metode pengajaran
yang dilakukan monoton.
|
15. Dosen up to date
dengan teknologi.
|
16. Dosen menggunakan
teknologi dalam proses pembelajaran bukan hanya melibatkan buku pelajaran.
|
17. Dosen memiliki
persiapan yang matang sebelum mengajar.
|
18. Dosen memberi saya
inspirasi baru.
|
19. Dosen bersikap cuek
dengan lingkungan/situasi kelas .
|
20. Dosen tidak memberi
penghargaan pada siswa yang kreatif.
|
KESIMPULAN
Setelah melakukan survey penelitian
terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi USU angkatan 2007, 2009, 2010, dan 2011
dengan topik Dinamika Kreativitas dalam Ruang Lingkup Pendidikan, kelompok kami
menyimpulkan bahwa kreativitas dosen Psikologi Universitas Sumatera
Utara pada umumnya dapat dikatakan cukup kreatif dari segi personal maupun cara dan tekniknya dalam
mengajar. Hal ini dibuktikan dari hasil penilaian survey yang menjelaskan bahwa
para dosen Psikologi cukup fleksibel (48.89% ) , dimana mereka mengembangkan
brainstorming dalam sistem perkuliahan (71.11% ), cukup mengemukakan ide baru dan
unik (86.67% ), menyediakan lingkungan yang memicu kreativitas (57.78% ), mendorong motivasi (57.78% )
dan dapat memberi inspirasi (64.44% )
memiliki persiapan yang matang
sebelum mengajar (80.00%), cukup peduli dengan situasi kelas, memberi
penghargaan pada siswa yang kreatif (46.67% ) memberikan beberapa alternatif
solusi dalam memecahkan masalah (55.56% ), up to date dengan teknologi (51.11% ), memiliki selera humor (60.00% )
dan cukup memperkenalkan mahasiswa
dengan orang yang kreatif (57.78% ).
SARAN
Ada
baiknya para pengajar/dosen dapat memberikan pengajaran yang kreatif sehingga
dapat meningkatkan kefektivitasan proses pembelajaran.
TESTIMONIAL
Yap
Rima O.Sinaga ( 11-094 )
Pertama kali ditugaskan untuk membuat
proyek mini, saya sedikit bingung. Saya tidak pernah melakukan penelitian
sebelumnya, saya juga belum mengerti maksud dan tujuannya. Tapi berkat
informasi yang telah disampaikan dosen melalui postingan di blog, saya sangat
terbantu. Kami sulit dalam menentukan topik yang akan kami bahas, kami
mengganti topik dan judul sampai beberapa kali. Setelah berdiskusi dengan teman
sekelompok lainnya, akhirnya kami pun sepakat membahas topik kreativitas ini.
Saya sempat cemas apabila kami tidak dapat mengerjakannya dengan tuntas dan
baik. Berkat bantuan dari senior dan kerja sama yang baik diantara kami, kami
pun dapat menyelesaikannya. Mini proyek ini menambah pengalaman saya yang
berhubungan dengan penelitian dalam konteks yang sederhana, tapi ini akan sangat
membantu saya dalam penelitian-penelitian berikutnya. Terima kasih
Rosliana
Karolina Manalu (11-052)
Pembuatan
proyek mini ini merupakan pengalaman baru bagi saya. Sebelumnya , saya belum
pernah mengadakan penelitian seperti ini. Pada awalnya saya juga tidak begitu
mengerti tentang apa yang harus dikerjakan dalam penyelesaian mini proyek ini.
Kami berulang kali mengganti topik untuk mini proyek ini karena kurangnya
pemahaman dalam pengerjaannya. Namun, berkat informasi dari postingan dosen pengampu mata kuliah psikologi pendidikan serta berkat saran dan bantuan dari teman-teman
serta senior, kami dapat memutuskan topik yang akan kami kerjakan dalam mini
proyek ini. Banyak sekali pembelajaran baru yang saya dapat ketika mengerjakan
mini proyek ini seperti, membuat dan menyebarkan kuesioner, mengolah data lewat
survey online, dan lain-lain. Tugas ini sangat menarik dan menurut saya akan
sangat membantu dalam proses perkuliahan selanjutnya terutama dalam hal
mengadakan penelitian. Terima kasih
Christyn
Elisabeth Siagian ( 11-094 )
Penugasan
seperti ini merupakan hal baru bagi saya secara pribadi, dimana ini kali
pertama saya membuat mini proyek, dimana kami harus melakukan penelitian untuk
mendapatkan hasilnya. Awalnya sempat bingung juga tetapi berkat pengarahan dari
dosen Pengampu Mata Kuliah Psikologi Pendidikan, bantuan kakak senior dan juga
teman-teman, kami bisa mengatasinya. Pengetahuan seperti ini sungguh sangat
berharga bagi saya terlebih lagi saya sudah mendapatkan pengetahuan untuk
melakukan penelitian ini sejak awal , yang nantinya akan masih sangat berguna bagi saya dalam menempuh
kuliah di Psikologi USU ini. Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA
Santock, JohnW, 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta :
Kencana.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253528-pengertian-kreativitas/#ixzz1w9s3a3As
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2253528-pengertian-kreativitas/#ixzz1w9s3a3As
Tidak ada komentar:
Posting Komentar