Bab
I
Pendahuluan
Paedagogi
merupakan suatu ilmu dan seni mengajar dimana pembelajarnya adalah siswa atau
anak didik. Tidak hanya itu, paedagogi juga berhubungan dengan pembentukan
generasi baru yaitu pengaruh pendidikan sebagai sistem yang bermuara pada
pengembangan individu atau peserta didik.
Dalam
proses mengajar dan mendidik tidak terlepas dari peranan seorang guru. Proses
pedagogi berlangsung juga bergantung dari tindakan guru dan siswa dalam konteks
kegiatan sekolah. Terutama tindakan atau peran guru saat mengajar.
Mengajar
adalah proses mentransformasikan, menyampaikan informasi, pengalaman,
pengetahuan, atau dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agarr mereka
mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang dikehendaik. Kegiatan
pengajaran juga terkait dengan hal-hal seperti merencanakan, melaksanakan,
menilaim menganalisis hasil, melakukan refleksi, dan menindak lanjuti
pengajaran selanjutnya.
Untuk
itu, dalam tugas lapangan kali ini, penulis melakukan wawancara terhadap
seorang guru SMP untuk mengetahui lebih rinci mengenai peran guru terkait
dengan materi paedagogi.
IDENTITAS
GURU
Berikut
ini merupakan profil guru yang saya wawancarai
Nama :
H. br Siregar
Tempat/Tanggal
lahir : Balige/
24 Desember 1963
Tempat
mengajar :
SMPN 5 Kisaran
Mata
Pelajaran yang diajarkan :
Bahasa Indonesia
Saya
melakukan wawancara pada
Hari/
Tanggal :
Sabtu/30 Maret 2013
Waktu :
Kira-kira pukul 17.00 WIB
Tempat :
Di rumah ibu H. br Siregar
BAB
III
PEMBAHASAN
Ibu
H br Siregar adalah seorang tamatan dari IKIP Medan jurusan Bahasa Indonesia.
Beliau tamat dari IKIP Medan pada tahun 1984. Beliau pertama kali mengajar di
DPK SMP Pelita Kisaran dan pada tahun 1995 beliau pindah ke SMPN 5 Kisaran.
Motivasi
sebagai guru
Setelah
menanyakan profil beliau, saya bertanya mengenai motivasi beliau untuk menjadi
guru. Beliau menjawab bahwa dulunya ia bercita-cita kuliah di bagian ilmu
kesehatan, namun berkat anjuran dari orang tua, beliau melanjutkan kuliah di
IKIP agar menjadi seorang guru. Motivasi lain yang membuat beliau tertarik
untuk menjadi guru adalah waktu yang dipakai untuk mengajar memungkinkan beliau
untuk tetap mengurus kebutuhan rumah tangga dna mendidik anak. Ditambah lagi,
jadwal libur yang sama antara guru dan murid memungkinkan beliau untuk
menghabiskan banyak waktu bersama keluarganya.
Pandangan
terhadap dunia pendidikan
Walau
pada awalnya beliau memasuki dunia
pendidikan bukan karena motivasi dari diri sendiri, namun ketika sudah memasuki
dunia pendidikan beliau menikmati hal itu. Menurut beliau dunia pendidikan itu
erat kaitannya dengan mengajar dan mendidik. Dan siswa sebagai peserta didik
merupakan bibit-bibit yang pada masa depan akan menjadi penerus bangsa.
Sehingga pada masa sekolahnya, harus dirawat dengan memberikan pengajaran baik
itu terkait ilmu pengetahuan dan didikan seperti aturan nilai dan norma.
Sudut
pandang sebagai guru dalam melihat peserta didik
Kemudian
saya bertanya kembali kepada beliau mengenai peranan guru sebenarnya. Beliau
menjawab bahwa peranan seorang guru adalah mendidik dan mengajar. Dimana tidak
hanya ilmu pengetahuan saja yang ditransformasikan namun guru juga bertugas
untuk mendidik siswa sebagai peserta didik. Menurut beliau mendidik adalah
membuat murid menjadi seorang yang bisa diandalkan orang tua, teman-teman,
guru, bahkan dalam konteks yang lebih luas dapat diandalkan oleh negara.
Pendekatan
mengajar
Sebelum
melakukan proses mengajar, beliau mempersiapkan diri dengan membaca materi yang
telah ditentukan dalam kompetensi dasar yang ada. Namun beliau tidak selalu
mengikuti Kompetensi Dasar saat mengajar. Dalam melakukan transformasi bahan
ajar, beliau juga penting dalam mengelola kelas. Ketika kelas dalam keadaan
ribut, maka beliau akan mengambil alih dlama mengelola kelas seperti menarik
perhatian anak didik dengan bernyanyi, melakukan joke-joke kecil agar si anak didik tertarik untuk mendengarkan
materi yang akan diberikan beliau. Tidak hanya itu, beliau sering menggunakan
istilah-istilah gaul saat ini untuk menarik perhatian siswa agar tetap tertarik
untuk mengikuti pelajaran.
Selain
menggunakan bermacam-macam teknik mengajar, beliau juga melakukan evaluasi di
akhir jam pelajaran dengan menanyakan feed
back dari anak didik terhadap beliau agar tetap ada pembelajaran baik itu
antara guru dengan anak didik. Feedback
diminta di akhir jam pelajaran. Feedback
yang dimaksud beliau adalah dengan melakukan tanya jawab, dan siswa menjelaskan
apa yang dipahami dari materi yang sudah dibahas pada hari tersebut.
Ketika
saya bertanya mengenai teknik yang beliau gunakan dalam mengajar, beliau
menjawab “bervariasi”, dengan tujuan agar anak didik tidak bosan. Berikut ini
merupakan metode-metode yang beliau gunakan ketika mengajar :
- Metode
tanya jawab
- Metode
Role Playing
- Metode
Number Heads Together
- Metode
Team Project
Beliau
juga memberikan contoh metode number
heads together seperti saat menemukan pokok pikiran dalam sebuah paragaraf.
Diskusi kelompok sebagai salah satu bentuk dari metode Team Project dan berpidato di dalam kelas sebagai bentuk dari
metode Role Playing.
Di
dalam kelas ada berbagai macam tipe anak. Ada anak yang rajin mengerjakan
tugas, dan ada anak yang malas mengerjakan tugas. Untuk menyikapi anak yang
malas mengerjakan tugas biasanya beliau memberi hukuman dengan duduk di lantai
di depan kelas. Sehingga ia tetap belajar dengan teman-temannya tetapi dalam
kondisi yang berbeda.
Filosofi
Mengajar
Filosofi
berasal dari kata filsafat yang membahas mengenai pengetahuan akal budi. Ketika
saya menanyakan mengenai Filosofi mengajar, beliau mengaitkannya dengan cara
mengajar. Cara mengajar beliau di kelas adalah dengan menjelaskan kompetensi
dasar terlebih dahulu kepada siswa kemudian menggambarkan hal yang ingin
dicapai dalam kompetensi dasar tersebut.
Beliau
mengatakan bahwa improvisasi dalam kelas itu penting. Tidak selamanya mengajar
harus mengikuti kompetensi dasar. Bila dirasa perlu, guru bisa melakukan
impovisasi agar mendukung pembelajaran siswa. Topik puisi merupakan salah satu
contoh mata pelajaran yang bisa diimprovisasi. Siswa dibebaskan belajar membuat
puisi di luar kelas dengan tujuan agar mereka bisa mencari pengalaman sendiri
dan merefleksikannya sendiri.
Kaitannya
Dengan Teori
Apabila
dikaitkan dengan Paedagogi pada abad 21 sebagai paedagogi progressive,
sepertinya proses pembelajaran yang diadakan ibu H Siregar sudah mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, walaupun dari hasil wawancara yang saya lakukan
beliau tidak ada menyebutkan metode pembelajaran yang menggunakan TIK. Selain
itu proses pembelajaran beliau telah menunjukkan paedagogi terkait sebagai
ilmu, seni dan pengajaran.
- Pedagogi
sebagai ilmu terlihat dari dimana beliau memandang
perannya sebagai guru terhadap anak muridnya, yakni beliau memiliki peran untuk
mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada mereka.
- Paedagogi
sebagai seni terlihat dari metode pengajaran yang
beliau terapkan, dimana beliau banyak melakukan improvisasi dan variasi dalam
proses pembelajaran. Beliau juga melakukan improvisasi dalam hal suasana
belajar. Seperti, mengajak anak didik belajar diluar kelas, sehingga
pembelajaran tidak monoton hanya dikelas saja.
- Paedagogi
sebagai pengajaran hal ini terkait dengan profesi
beliau sebagai guru yang notabene tugasnya adalah mengajar. Namun, ketika wawancara
beliau mengatakan bahwa tugas guru bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan
saja, namun juga mendidik anak menjadi lebih baik lagi, sehingga bisa menjadi
harapan orang tua, guru dan bangsa.
Selain
itu, paedagogi pada abad 21 juga terkenal dengan pedagogi Formal dan Praktis, dimana :
- Paedagogi
Formal merupakan paedagogi yang lebih mengarah
kepada hal-hal yang bersifat teoritis. Ketika guru melakukan persiapan mengajar
di malam hari,dan ketika si guru belajar dari kompetensi dasar, hal itu sudah
menunjukkan paedagogi formal, dimana hal yang dilakukan masih sebatas konsep
atau teori.
- Paedagogi
Vernaculer atau sering disebut dengan Paedagogi
Praktis, lebih mengarah kepada hal-hal yang lebih aplikatif. Ketika guru
mengajar di kelas, menerapkan secara langsung apa yang menjadi sasaran pada
kompetensi dasar merupakan contoh dari Pedagogi praktis yang mana sudah
melakukan mempraktekkan langsung atau mengaplikasikan teori pada paedagogi
formal.
Selain
itu, proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh ibu H Siregar juga bisa
dikaitkan dengan Paedagogi serta Fenomena Kontemporer, yakni seperti :
- Pertanyaan
esensial Ketika
ibu H br Siregar bertanya kepada dirinya sendiri mengenai bagaimana menciptakan
pembelajaran yang efektif dan menciptakan kenikmatan bagi siswa, ketika itu
pulalah pertanyaan esensia tercipta.
- Paedagogi
efektifGuru
harus menjadi pembelajar sejati bagi siswa. Guru juga bertanggung jawab untuk
menmpromosikan pentingnya belajar bagi siswa. Dan untuk mempromosikannya, guru
juga harus bisa memotivasi siswa agar semangat belajarnya meningkat. Dalam
kaitannya dengan wawancara saya, ibu H br Siregar telah memenuhi kriteria guru yang sesuai
dnegan paedagogi efektif. Hal ini terlihat drai ketika beliau menceritakan
mengenai cara mengajar pada mata pelajaran pidato. Ketika anak ragu-ragu dan
tidak memiliki keberanian untuk mempraktekkan materi, maka guru harus
memotivasi siswa dan meyakinkan dirinya bahwa dia bisa dan bukan
menyudutkannya.
- Pemikiran
ReflektifSiswa
belajar paling efektif adalah ketika
mereka mengembangkan kemampuan untuk eksis kembali dalam mengakuisisi informasi
atau gagasan. Dalam hal ini guru berperan untuk mendukung siswanya dalam
mengembangkan pemikiran yang seperti ini. Pada pembahasan variasi atau
improvisasi proses pembelajaran, telah disinggung mengenai contoh pembelajaran
diluar kelas yang menggunakan pemikiran reflektif. Contohnya adalah ketika
siswa dibebaskan belajar diluar kelas untuk menciptakan puisi, ketika itu pula
siswa diajak untuk berpikir kreatif dan mereka diberi kesempatan oleh guru
untuk mengembangkan kemampuan dalam mengakuisisi teori tentang puisi yang telah
diberikan guru.
BAB
IV
KESIMPULAN
Paedagogi
merupakan salah satu ilmu yang erat kaitannya dengan guru. Dimana guru
merupakan profesi yang erat kaitannya dengan mengajar. Mengajar merupakan aspek
ilmiah yang berkaitan dengan ilmu, seni, profesi. Selain itu, mengajar juga
harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, agar guru dan anak
didik dapat terus berkembang. Dalam mengajar, banyak hhal yang perlu
diperhatikan baik penggunaan teknologi, teknik mengajar dan sebagainya namun
jangan melupakan esensi dari proses pembelajaran itu sendiri dimana ada suatu
interaksi antara guru dan siswa yang mendidik. Jangan sampai proses pembelajaran hanya berfokus kepada
penggunaan teknologi, namun lupa membangun hubungan dengan siswa.
BAB
V
SARAN
Saran
saya adalah ada baiknya proses pembelajaran dikelas sudah mulai menggunakan
teknologi komunikasi baik itu penggunaan internet maupun laboratorium bahasa,
agar pembelajaran semakin luas, dan siswa semakin merasakan kenikmatan dalam
belajar.