Perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003)
mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada TK. Ciri-ciri anak TK dan prasekolah yang
dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif.
1) Ciri Fisik Anak Prasekolah Atau TK.
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah
mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya.
·
Anak prasekolah
umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya
dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
·
Setelah anak melakukan
berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak
menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang
diperlukan anak.
·
Otot-otot besar pada
anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh
karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang
rumit seperti misalnya, mengikat tali sepatu.
·
Anak masih sering
mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada obyek-obyek
yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih kurang sempurna.
·
Walaupun tubuh anak
lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak (soft).
Hendaknya berhati-hati bila anak berkelahi dengan teman-temannya, sebaiknya
dilerai, sebaiknya dijelaskan kepada anak-anak mengenai bahannya.
·
Walaupun anak lelaki
lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis,
khususnya dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak
lelaki apabila ia tidak terampil, jauhkan dari sikap membandingkan anak
lelaki-perempuan, juga dalam kompetisi ketrampilan seperti apa yang disebut
diatas.
2) Ciri Sosial Anak Prasekolah atau TK
·
Umumnya anak pada
tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti,
mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain
dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi
kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
·
Kelompok bermain
cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok
tersebut cepat berganti-ganti.
·
Anak lebih mudah
seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932)
dalam social participation among praschool children melalui
pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan
beberapa tingkah laku sosial: a) Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain
dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang
temannya tanpa melakukan kegiatan apapun. b) Bermain soliter anak bermain
sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh
teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara. c)
Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang
memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha
untuk bermain bersama. d) Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling
berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka
menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling
bergantung. e) Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa
organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya
sendiri-sendiri. f) Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada
organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain
dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.
3) Ciri Emosional Anak Prasekolah atau TK
·
Anak TK cenderung
mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering
diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
·
Iri hati pada anak
prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
4) Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK
·
Anak prasekolah umumnya
terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya
dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian
dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
·
Kompetensi anak perlu
dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang.
Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara
mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai
berikut: a) Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak. b)
Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak. c) Berikan
kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak
hal.
·
Berikan kesempatan dan
dorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri. a) Doronglah
anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku. b)
Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya. c) Kagumilah
apa yang dilakukan anak. d) Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak,
lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar