Ana

Rabu, 24 April 2013

Manfaat Psikologi Perkembangan Bagi Siswa SD

Ada apa dengan anak pada usia sekolah dasar?
Pada masa usia pendidikan sekolah dasar atau masa tahap operasional konkrit atau disebut juga masa kanak-kanak akhir (7-11 tahun), cara berfikir egosentris (melihat dengan satu arah) mulai berkurang ditandai dengan desentrasi yang benar. Dimana anak sudah mampu melihat lebih dari satu dimensi secara serempak dan menghubungkan satu dimensi dengan dimensi yang lain sehingga masalah konservasi sudah dikuasai dengan baik. Sebagai contoh, ketika diperlihatkan dua deret kancing yang masing-masing berjumlah lima buah tapi dengan susunan yang berbeda, dimana kancing pada deret pertama diberi jarak dan kancing pada deret kedua tanpa jarak, maka kemungkinan besar anak egosentris akan mengatakan bahwa jumlah kancing pada deret pertama lebih banyak dari pada kancing pada deret kedua. Namun anak konservatif akan menyetujui bahwa jumlah kancing dalam kedua deretan adalah sama sebab pada masa ini mereka telah mampu melakukan operasi mental yang dibalikkan (mengerti masalah konservasi).

Seperti apakah psikologi perkembangan itu?
Psikologi perkembangan adalah ilmu yang memelajari tingkah laku individu dalam perkembangannya dan latar belakang yang mempengaruhinya. Psikologi perkembangan individu terdiri atas beberapa aspek, yaitu:
1.  Aspek Motorik
Aspek motorik didasarkan pada pertumbuhan fisik. Meskipun tidak selalu sama, namun proses kematangan fisik akan mencapai taraf kematangan tepat pada saatnya meskipun dengan waktu yang tidak sama. Pembagian Aristoteles didasarkan atas gejala pertumbuhan jasmani yaitu antara fase satu dan fase kedua dibatasi oleh pergantian gigi, antara fase kedua dengan fase ketiga ditandai dengan mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin. Fase-fase tersebut yaitu a) Fase anak kecil: 0 – 7 tahun, b) Fase anak sekolah: 7 – 14 tahun yaitu masa mulai bekerjanya kelenjar kelengkapan kelamin, dan c) Fase remaja: 14 – 21 tahun. Untuk mendukung pertumbuhan motorik, kegiatan yang bersifat fisik sebaiknya diterapkan dengan seimbang. Kegiatan bermain outdoor seperti bermain layang-layang, memanjat pohon, bermain petak umpet bisa menjadi salah satu sarana yang efektif.
2.  Aspek Kognitif
Aspek kognitif berkaitan dengan kemampuan berfikir dan memahami yang melibatkan kemampuan memeroleh, mengolah, mengorganisasikan dan menggunakan pengetahuan. Secara luasnya            bahwa aspek kognitif mencakup kemampuan potensial dengan lingkungan seperti mengamati, menafsirkan, memperkirakan, menilai dan lain-lain. Dalam mendukung aspek perkembangan ini, keleluasaan untuk berinteraksi dengan lingkungan, berfikir secara mandiri dan menyelesaikan masalah akan sangat membantu, misalnya dengan memberikan permainan puzzle, crossword, dan sebagainya.
3.  Aspek Afektif
Dalam aspek afektif dibahas mengenai tindakan atau perilaku anak. Yaitu bagaimana anak berperilaku terhadap diri dan lingkungannya. Untuk mendukung perkembangan afektif, sangat penting untuk memahamkan kepada anak mengenai cara berperilaku tidak hanya terhadap diri sendiri melainkan juga terhadap orang lain. Dalam hal ini, kegiatan seperti role play atau think pair share bisa diterapkan dalam rangka memberi pemahaman bagaimana berbagi peran dengan orang lain, berbagi dan menerima ide atau pendapat orang lain serta bersabar menunggu giliran.

Apa manfaat psikologi perkembangan?
Manfaat psikologi perkembangan, diantaranya yaitu:
1) Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/ perkembangannya.
2) Untuk mengetahui tingkat kemampuan individu pada setiap fase perkembangannya.
3) Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu.
4) Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak.
5) Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Berdasarkan manfaat-manfaat psikologi perkembangan diatas dapat disimpulkan bahwa sangat penting, tidak hanya bagi oleh para orang tua tetapi juga oleh para guru untuk memahami psikologi perkembangan anak, sehingga mereka dapat memahami karakter, perilaku hingga kebiasaan anak didik. Terlebih lagi bahwa guru harus siap menghadapi sekian banyak perbedaan dari setiap anak didik yang terangkum dalam satu ruang lingkup belajar. Dengan memahami psikologi perkembangan maka guru akan dapat memahami bagaimana menyikapi perilaku atau karakter yang berbeda dan memungkinkan bagi guru untuk memahami materi dan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Didukung oleh sumber            : http://edukasi.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar